SULTRAKITA.COM, KENDARI -Dalam rangka menyambut HUT RI ke-75 dan HUT Badan Litbang Pertanian ke 47, BBP2TP Badan Litbang Pertanian mempersembahkan buku “Memoar Pejuang Teknologi BPTP seluruh Indonesia.
Hari ini BPTP Sultra mendapat giliran mengungkapkan kisah para pejuang teknologi. Stakeholder berkumpul secara virtual melalui Zoom meeting saling berkolaborasi merangkum Teknologi spesifik lokasi mendorong pertumbuhan ekonomi petani di Sultra.
Pertemuan ini dimulai pukul 10 pagi. Diawali dengan arahan Koordinator KSPHP bapak Ir. Sigid Triwahyudi, mengungkapkan bahwa buku memoar ini dapat bermanfaat, dapat dibaca sebagai arus pertukaran informasi. Untuk tahun ini, konten buku memoar diarahkan lebih banyak mengangkat sisi humanis atau kemanuasiaan yakni perjuangan mendiseminasikan teknologi benar-benar membutuhkan perjuangan hingga cerita perjuangn ini diharapkan dapat menarik perhatian pembaca.
Sebelum menutup arahannya, mengucapkan terima kasih atas partisipasi dalam penyusunan buku memoar ini sebagai upaya saling membangkitkan semangat ditengah gelombang pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia.
Sementara itu, Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq, STP, MM yang ikut hadir secara virtual saat diberi kesempatan pula menceritakan perjalanan panjang BPTP Sultra sejak menjadi bagian dari Badan Litbang Kementan. Awal berdiri pada tahun 1994 Bernama Balai Informasi Pertanian (BIP) Kendari kemuadian bertransformasi menjadi BPTP Kendari. Saat itu menjadi 1 dari 9 BPTP di seluruh Indonesia. Tentu sejarah panjang dengan keadaan SDM mampu memaksimalkan fungsinya.
Untuk lebih memaksimalkan fungsinya BPTP Sultra didukung oleh 2 Kebun Percobaan ( KP) Wawotobi dan KP Onembute sebagai tempat melakukan penelitian, pengkajian dan diseminasi serta sebagai visitor plot berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan Kementan.
Dalam perjalanannya BPTP Sultra telah menciptakan alat untuk mendukung program Jarwo super yaitu alat tanam benih bernama “Atabela”. Alat ini merupakan karya btptp Sultra dan telah tersebar di seluruh daerah di sultra. Pemanfaatannya sangat efektif dalam mendukung usaha persawahan
Selain Atabela, BPTP Sultra juga berhasil menciptakan AWD (lternate Wetting and Drying) yakni sebuah alat untuk mendeteksi air pada padi sawah. Penggunaan air ditengarai bisa lebih hemat.
Ketiga diseminasi variets Unggul Balitbangtan (VUB) diantaranya padi sawah, jagung sayur dan buah. Diseminasi ini telah tersebar di beberapa kabupaten dan mampu mendorong produktivitas
Ketiga inovasi teknologi yang dihasilkan ini benar-benar telah diaplikasikan ke BPP tersebar di Sultra.
Diskusi ini menghadirkan berbagai Kasubag Tata Usaha, Sub Koordinator KSPP, Sub Koordinator Program dan Evaluasi, Kordinator Fungsional, Penyuluh dan Peneliti dari Balitbangtan BPTP Sultra , Kepala Dinas Tanaman Pengan, Hortikultura dan Perkebunan, Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupate Konawe Selatan, Koordinator Penyuluh dan Penyuluh BPP Konda dan BPP Poleang Utara, Petani dan Wartawan Tabloid Sinar Tani yang akan merangkum seluruh kisah sukses pejuang teknologi dari seluruh Indonesia.
Zainal Abidin, Peneliti BPTP Sultra kembali memperkenalkan Atabela. Inovasi Teknologi yang diharapkan mampu mendorong perekenomian petani di Sultra.
Pada sesi diskusi Kepala Dinas TPHP Kabupaten Konawe Selata di wkili Kepala Bidang Tanaman Pengan, Kordinator Jabatan Fungsional Penyuluh menyampaikan testimoni atas pemafatan berbagai inovasi teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan melalui BPTP Sultra yang telah banyak membantu dalam peningkatan produktivitas tanaman sehingga dapat mendorong perumbuhan ekonomi petani.
Sementara itu penyuluh dan petani mengungkapkan kisah-kisah perjuangannya dalam meningkatkan produktivitas pertanian di lokasi tempatnya bertugas dengan pemanfatan teknologi pertanian utamanya dalam penggunaan Atabela yang dirasa sangat membantu petani dalam menurunkan biaya penanaman.
Sejak diciptakan, Atabela telah didemokan penggunaanya ke beberapa kabupaten sentra padi sawah di Sultra. Diantaranya kolaborasi antara Pemda Bombana dengan BPTP Sultra sudah lama berjalan dengan banyaknya paket teknologi baik budidaya maupun teknologi lainnya yang sangat bermanfaat.
Duwi Atmanto, Penyuluh Poleang Utara mengungkapkan bahwa di Bombana sudah lama memperkenalkan Atabela. Penggunaan alat ini sangat membantu petani dalam pembiayaan, yakni dapat menurunkan penggunaan bibit sebanyak 45-55 kg. Wilayah binaanya memang kewalahan tenaga kerjavdan Atabela bisa menjadi terobosan dan sangat direspon oleh petani.
Lanjutnya, salah satu keberhasilan BPP adalah adanya kemauan petani datang ke BPP untuk konsultasi dan mendengarkan materi penyuluhan. Berbagai sukses story yang diungkapkan melalui zoom meeting ini akan menjadi buku memoar pejuang teknologi yang akan diterbitkan oleh tabloid Sinar Tani. (Ik)