SULTRAKITA.COM, KENDARI – Kendati kemarau panjang melanda, bukan berarti seluruh tanaman padi mengalami kekeringan dan gagal panen. Buktinya, dalam beberapa bulan terakhir Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, terus memantau panen raya padi dibeberapa area persawahan di wilayah Bumi Anoa. Karena itu, Pemprov Sultra optimis pertahankan surplus beras hingga akhir tahun 2023.
Sebelumnya Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto optimis kondisi surplus beras dapat dipertahankan. Apalagi beberapa lumbung pangan di Sultra sukses melakukan panen.
“Saya tetap optimis bahwa kita bisa mempertahankan surplus beras di Sultra,” ungkap Sekjen Kemenkumham RI ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan memasuki awal bulan November 2023, kondisi ketersediaan beras menunjukkan trend positif. Berdasarkan data, surplus produksi beras lokal sampai Desember 2023 diperkirakan mencapai 22.994 ton.
Ini didukung kebijakan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, untuk melakukan langkah-langkah penanganan stok beras. Termasuk mengalokasikan anggaran pada APBD Perubahan 2023, untuk memberikan perhatian sektor pertanian secara umum.
“Sejak dilantik 5 September 2023, pak Andap Budhi Revianto terus melakukan percepatan pembangunan, termasuk sektor pertanian di Sultra. Hal ini terlihat dari langkah cepat yang ditempuh untuk menolong petani di tengah kondisi El Nino. Karena itu, meski dilanda el Nino, beberapa lumbung padi kita tetap menghasilkan produksi maksimal,” kata Rusdin.
Menurutnya, kondisi tersebut juga menjadi salah satu upaya dalam menurunkan laju inflasi di Sultra. Dimana berdasarkan data BPS angka inflasi Sultra terus menunjukkan tren penurunan.
Dari tahun 2022 angka inflasi di Sultra tercatat 7,39 persen (yoy), sementara di 2023 saat ini tercatat menurun hingga 3,14 persen pada Oktober 2023. Untuk itu, mantan Kepala Biro Pembangunan Provinsi Sultra ini juga mengimbau petani, untuk tidak menjual gabah keringnya ke pembeli dari luar daerah Sultra.
“Kita maksimalkan dulu pemenuhan konsumsi lokal Provinsi Sultra, walaupun kami memahami bahwa mekanisme pasar tidak bisa kita halangi,” ujar alumni doktor Universitas Haluoleo ini.
Selain itu, masyarakat juga diimbau agar tidak panik dengan pedagang yang berspekulasi menaikkan harga beras. “Tetap tenang dan tetap awas berbelanja beras serta tetap memperhatikan kualitas dan kesehatan beras yang dikonsumsi,” pungkasnya. (Adv)