SULTRAKITA.COM, KENDARI – Upaya untuk menekan tingginya harga benih jagung di Wilayah Sulawesi Tenggara adalah dengan memproduksi benih jagung non hibrida atau komposit yang harganya relatif lebih terjangkau oleh petani. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan ketersediaan benih sumber di daerah khusunya di wilayah Sulawesi Tenggara untuk mendukung para penangkar benih agar bisa memproduksi benih komposit di masing-masing daerahnya. Kedepannya diharapkan agar jumlah penangkar benih yang berasal dari petani dapat lebih berkembang sehingga dapat mendukung penyediaan benih unggul jagung di Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Oleh karena itu upaya peningkatan produksi benih bermutu, melalui kegiatan produksi benih sumber jagung diharapkan menjadi salah satu langkah strategis untuk menjawab permasalahan ketersediaan benih varietas unggul berkualitas tinggi melalui pengembangan penangkaran benih jagung di Sulawesi Tenggara,” kata Kepala Balitbangtan Sultra Muhammad Sidiq, STP, MM.
“Diharapkan dengan memproduksi benih sumber jagung yang bermutu, petani mudah memperoleh benih sumber jagung. Selain itu dapat dikembangkan dengan menumbuhkan sistem penangkar jagung berbasis masyarakat,” ujar Muhammad Sidiq.
Assayuthi Ma’suf, SP penanggungjawab kegiatan menyampaikan bahwa pada tahun 2021, UPBS Jagung Balitbangtan BPTP Sulawesi Tenggara mendapatkan mandat untuk memproduksi benih sumber jagung sebanyak 8 ton guna memenuhi kebutuhan petani penangkar baik yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara maupun di daerah-daerah lain di Indonesia.
“Sulawesi Tenggara sebagai salah satu sentra pengembangan jagung dianggap perlu menumbuhkan petani-petani penangkar guna memenuhi ketersediaan benih di tingkat petani. Olehnya itu ketersediaan benih sumber di daerah sangat diperlukan oleh petani penangkar, “ ungkap Assayuthi Ma’suf.
“Penyediaan benih sumber jagung menerapkan paket teknologi berupa penyiapan lahan, pengolahan tanah, penyiapan benih, penanaman, pemupukan, penyiangan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit, pemberian air, seleksi tanaman (rogiung) serta panen dan prosesing,” lanjut Assayuthi Masuf.
“Varietas unggul jagung yang diproduksi adalah Lamuru kelas BS yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi serta tahan atas hama dan penyakit, dengan umur panen 95 HST. Saat ini, telah dilakukan penanaman jagung seluas 5 Ha di lahan Kebun Percobaan Onembute Kabupaten Konawe Selatan, harapannya dapat mencapai target benih sesuai dengan inginkan,” sambungnya. (Ikl)