SULTRAKITA.COM, BAUBAU – New Normal Life kini mulai diterapkan. Sejumlah sekolah yang masuk zona hijau di Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai melakukan proses pembelajaran tatap muka. Seperti yang dilakukan di Buton Selatan.
Untuk memastikan sekolah yang akan melaksanakan proses belajar tatap muka menerapkan protokol kesehatan dan protokol area pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra bersama dengan rombongan melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Sampulawa kabupaten Buton Selatan (Busel).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Asrun Lio mengatakan, kunjungan yang dilakukan ini untuk memastikan sekolah yang ada di Buton Selatan ini benar benar menerapkan protokol kesehatan dan protokol area pendidikan.
” Kunjungan ini untuk memastikan sekolah sekolah yang ada d Busel apakah benar sudah siap untuk proses pembelajaran tatap muka baik dari aspek protokol ksehatan,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan kunjungan di SMAN 1 Sampolawa sudah bisa melaksanakan proses pembelajaran tatap muka secara terbatas, karena selain menerapkan protokol kesehatan dan area pendidikan, orang tua juga sudah memberikan izin.
“Saya saat ini berada di SMAN 1 Sampolawa sudah memastikan bahwa sekolah ini sudah bisa melaksanakan proses pembelajaran tatap muka secara terbatas. Mungkin hal itu akan dimulai Senin depan dan ada beberapa sekolah yang sudah memiliki izin orang tua. Jadi tinggal sekolah yang mengatur, bagaimana proses pembelajarannya tapi tetap mematuhi protokol ksehatannya dan protokol area institusi pemerintah pendidikan,” jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun masuk dalam zona hijau, sekolah harus membuat Standar Operasional Prosedur (SOP). Misalnya dalam satu kelas jumlah muridnya 36 orang, jadi dibagi menjadi dua.
” Masing – masing sekolah akan membuat SOP tentang pembelajaran masa pandemi. Kami juga sudah turunkan persiapan izin dari pemerintah untuk pembukaan sekolah itu,” terangnya.
Ia menambahkan, sesuai dengan visi misi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sultra, sejumlah bidang terkait yang ada ikut dalam kunjungan kerja ini. Misalnya bidang Perencanaan dan Kepegawaian, serta GTK.
“Dalam meningkatkan mutu pendidikan pelibatan masing masing bidang teknis seperti GTK berkaitan tenaga pendidikan, bidang perencanan bagaimana membuat program berkualitas untuk peningkatan pendidikan dan juga bidang
SMA dan SMK. Jadi itu bukan hal yang mudah kita harus memastikan ASN dan non ASN ini benar benar mematuhi aturan Kepegawaian. Sehingga tidak ada lagi tenaga pendidikan yang mengabaikan tugasnya,” paparnya.
Ia menegaskan, apabila ada tugas tidak terlaksana tentu akan menerima konsekuensi atas perbuatannya.” Nanti kta rutin akan memberikan teguran bila tdk mlksanakan tugasnya.
Ia menambahkan, Dikbud Sultra memberikan kemudahan sekolah dalam memberikan pelajaran kepada siswa, baik itu online atau offline.
Jadi Dikbud menggunakan kombinasi bagi siswa yang bisa belajar melalui internet menggubakan fasiitas yang dimiliki. Selain itu sekolah atau siswa yang belum memiliki fasilitas itu harus menyediakan dan memberikan solusi.
“Jadi terkait dengan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) dan Luar Jaringan (Luring), Dikbud memberikan fleksibelitas terhadap sekolah. Misalnya satu sekolah menggunakan Daring tidak harus semua mengikuti semuanya. Kita juga tidak mematok Luring secara keseluruhan. Kombinasi itu yang kita harapkan. Metode pembelajaran ini dengan adanya pembelajaran yang disebut flip planning. Flip planning ini memberikan peluang bagi guru dan siswa mempelajari kontes pelajarannya di rumah dan di sekolah prakteknya,” tandasnya.(mn)