SULTRAKITA.COM, WATAMPONE — Meski merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Indonesia dengan luas lahan sawah mencapai 681 ribu hektar, namun sebanyak 8,87 persen masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Hal ini blak-blakan disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin pada puncak Perayaan Hari Jadi Bone (HJB) Ke 694 dalam acara Mattompang Arajang di Rumah Jabatan Bupati Bone, Sabtu (20/4).
“Sulsel lumbung pangan, yes betul, lumbung pangan padi 681 ribu hektar lahan, faktanya (angka) Kemiskinan 8,87 persen, faktanya DTKS, Data terpadu Kesejahteraan Sosial dari 9,4 juta, masih 4,6 juta orang (masyarakat) Sulsel hidup susah,” ungkapnya.
Bahtiar Baharuddin menambahkan selain angka kemiskinan yang masih tinggi, angka (prevalensi) Stunting di Sulawesi Selatan juga masih tinggi, hingga mencapai 27,4 Persen. Angka ini masih jauh dari target Pemerintah di tahun 2024.
“Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk menurunkan tingkat Stunting diangka 14 (Persen) dan untuk Sulsel, angka Stunting masih berada diangka 27,4 (Persen). Masih jauh dari angka yang diharapkan,” tambahnya.
Pada puncak Perayaan Hari Jadi Bone Ke 694 tersebut, Bahtiar Baharuddin juga menyampaikan cita-cita Pemerintah untuk menyongsong Indonesia Emas 20 tahun mendatang, dengan target pendapatan masyarakat minimal 15 juta rupiah setiap bulannya.
“Untuk menjadi Indonesia emas, pertumbuhannya itu harus 7 persen minimal, pertumbuhan Nasional hari ini 5,01 (Persen). Pertumbuhan Sulsel pada saat saya tiba Sulsel baru 4,0 persen dan kini setelah 6 bulan menjabat hanya bisa menaikkan 4,51 persen, naik 0,51 persen,” terangnya.
Bahtiar berpesan, agar perayaan Hari Jadi Bone (HJB) Ke 694 dapat menjadi momentum untuk bangkit dan berubah.
“Harus jadikan momentum ini, bangkit dan berubah, jangan lagi kita hanya mengandalkan narasi-narasi yang tidak berdasarkan data statistik, (narasi) yang bisa dipertanggung jawabkan,” pungkasnya. (WRD)