SULTRAKITA.COM, KOLAKA – Sejak memasuki bulan suci Ramadan 1443 Hijriah tahun ini, harga sembako di Kabupaten Kolaka mengalami kenaikan harga.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Kolaka, harga sembako saat ini mengalami kenaikan dibanding dengan Februari lalu.
Cabe rawit misalnya. saat Februari lalu masih Rp 35 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 50 perkilo. Begitupun bawang merah yang sebelumnya hanya Rp 30 ribu perkilo, kini menjadi Rp 40 ribu perkilo.
Dari sejumlah sembako tersebut, komoditi yang harganya paling naik drastis yaitu minyak goreng. Harga saat Februari lalu masih Rp 20 ribu per liter, kini Rp 37.500 per liter. Selain itu, stok minyak goreng di wilayah otorita Bupati Ahmad Safei juga menipis. Dimana kebutuhan minyak goreng warga Bumi Mekongga mencapai 27 ton. Sedangkan ketersediaan komoditi tersebut kurang dari 0,5 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kolaka, Muhammad Azikin, menjelaskan, penyebab naiknya harga sejumlah sembako karena meningkatnya permintaan jelang Ramadan. Sedangkan, suplai komoditi tersebut terbatas dan kadang terhambat.
“Minyak goreng, bawang merah , dan sebagian besar sembako tersebut berasal dari luar daerah. Terkadang mobil Ekspedisi terlambat tiba di Kolaka disebabkan cuaca dan sopir juga antri untuk mendapatkan solar subsidi. Sementara permintaan meningkat drastis karena kita akan memasuki bulan puasa,” ujarnya.
Meski sejumlah sembako mengalami kenaikan harga dan stoknya menipis, untuk stok pangan masih dapat mencukupi kebutuhan warga. Harga pangan tersebut juga tidak mengalami kenaikan.
“Untuk beras dan jagung masih aman sampai lebaran. Kebutuhan beras warga hanya sekitar 400 ton, sedangkan ketersediannya lebih dari 700 ton. Harganya juga masih tetap Rp 10 ribu per liter. Begitupun dengan jagung yang ketersediannya saat ini lebih dari 100 ton, sedangkan kebutuhan warga hanya 13 ton. Harganya juga masih normal yaitu Rp 7 ribu per liter,” tandasnya. (Bak)