SULTRAKITA.COM, WATAMPONE — Tanggal 10 muharram atau hari Asyura memiliki makna penting juga keutamaan, dimana hari Asyura ternyata mengandung hikmah dalam sebuah peristiwa yang terjadi pada zaman kenabian.
Pada hari Asyura, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.
Kemudian Allah SWT pun memberi wahyu kepada Nabi Musa AS: “Perintahkan kaummu untuk bertaubat di awal sepuluh Muharram.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak tradisi yang dilakukan masyarakat dalam menyambut hari-hari penting ataupun bersejarah salah satunya di hari Asyura atau 10 Muharram.
Tradisi 10 Muharram ini juga berlaku di Kabupaten Bone dimana pada hari tersebut masyarakat khususnya Emak-emak menyempatkan diri untuk membeli perlengkapan rumah tangga.
Entah sejak kapan tradisi tersebut dimulai namun para ibu pastinya akan antri memenuhi toko-toko perabotan untuk berburu berbagai jenis perkakas rumah tangga.
Barang-barang yang biasanya dibeli berupa barang yang dipakai sehari-hari diantaranya, timba atau gayung, ember, sapu, baskom, sendok, dan lainnya.
Indo Sakka salah satu Ibu Rumah tangga yang berbelanja di salah sato toko perabot yang ada di Kota Bone menuturkan, tradisi membeli barang tersebut sudah dilakukannya turun temurun dan menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram.
Sakka menambahkan, selain membeli barang perlengkapan rumah tangga, Ia bersama keluarga juga membuat kolak yang isinya terdiri dari 7 jenis bahan makanan, dalam bahasa Bugis disebut “Bella Pitungrupa”.
Adapun isi dari kolak Bella Pitungrupa tersebut seperti labu, kacang hijau, pisang, nangka, sukun, beras ketan, gula merah juga santan sebagai simbol kesejahteraan.
“Tiap 10 Muharram selalu memang saya belanja alat-alat rumah tangga, tadi saya beli timba, sama baskom yang penting ada dibeli,” terangnya, Selasa (16/7). (WRD)