SULTRAKITA.COM, KENDARI – Pencanangan Pemancang tiang pertama pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) di Kelurahan Samaenre Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, diresmikan, oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir Arcandra Tahar dan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi Sabtu 15 Juni 2019.
Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, kekayaan alam dan teknologi dikelola oleh putera-puteri terbaik bangsa.
“Dana investasi juga adalah para investor dalam negeri kita sendiri. Terakhir hasilnya juga untuk kebaikan dalam negeri. Aspek ini harus dilakukan. Karena ini adalah industri besar,” ujarnya.
Ia berharap, hasilnya nanti tidak hanya dinikmati oleh orang dalam smelter, tetapi beri akses ke masyarakat.
” Semoga hasilnya tidak hanya dinikmati oleh orang yang ada di dalam smelter, namun juga beri kesempatan kepada masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi memgatakan, pembangunan smelter ini merupakan implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2019 tentang Minerba.
Mewakili masyarakat Sultra, Ia meminta petunjuk kepada Menpan RB agar diberi ruang untuk berkonsultasi terkait solusi pertambangan di Sultra.
Menurutnya, Sultra punya banyak potensi dan sumber daya alam (SDA), namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi atau manfaat bagi kepentingan masyatakat.
“Sultra, ada kurang lebih 393 IUP namun hampir semua ini bermasalah. Inilah kami butuh ruang dari pak menteri. Semoga PT Ceria ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” harapnya.
Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria), Derian Sakmiwata mengatakan, jika PT Ceria telah beroprasi nantinya, ada tiga kontribusi langsung untuk kesejahteraan masyarakat.
Pertama, pembayaran pajak dan non pajak senilai 1,93 miliar dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp28 triliun selama 20 tahun pertama operasi smelter.
Kedua, penggunaan 5000 tenaga kerja yang sebagian besar direkrut dari putera-puteri daerah khusunya Kolaka.
“Dan yang ketiga, program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitar Rp10 miliar per tahun,” kata Derian, Sabtu 15 Juni 2019.
Menurutnya, untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan mobil listrik, PT Ceria juga telah menyelesaikan studi kelayakan untuk membangun proyek hidrometalurgi dengan investasi 973 juta dollar Amerika Serikat atau setara Rp13 triliun untuk menghasilkan kobalt, komponen utama baterei mobil listrik.
“Proyek pembangunan smelter ini untuk turut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat,” tutupnya.
Untuk dijetahui, dalam acara peresmian tersebut turut hadir Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin dan Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakhroza. (Bung)