SULTRAKTA.COM, WAKATOBI – Salah satu aktivis Wakatobi dan Pimpinan Pondok Revolusi, Lilis Mola, mengajak masyarakat dan mahasiswa agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap kondusif.
Hal ini terkait unjuk rasa mempertanyakan lambatnya penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) Periode Juni di depan Kantor Bupati Wakatobi, Senin 6 Juli 2020 yang berujung bentrok.
Dalam unjuk rasa itu salah seorang pengunjuk rasa dan satu orang intel Polres Wakatobi luka-luka.
“ Saya meminta kepada seluruh teman-teman agar menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan demo anarkis lagi, percayakan proses penegakan hukum yang sedang berjalan di Kepolisian, ” imbaunya, Jumat (10/07).
Lebih lanjut Lilis meminta, agar kasus ini tidak perlu dibesar-besarkan sehingga mengakibatkan konflik lanjutan, semua pihak diminta menahan diri dan menunggu proses hukum di Kepolisian yang sedang berjalan.
” Mari kita semua menjaga situasi keamanan di Wakatobi tetap kondusif, insiden dalam aksi tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua dan khususnya para demonstran maupun dari pihak aparat, ” pintanya.
Lilis menambahkan, sebagai sesama aktivis hendaknya menyampaikan pendapat dimuka umum dengan cara-cara yang baik, tidak provokatif serta mengindahkan norma dan hukum yang hidup di masyarakat, agar bentrok dengan aparat dapat dihindari.
“ Saya berharap kepada pihak kepolisian, Polres Wakatobi agar kasus ini secepatnya diungkap sehingga terwujud keadilan, ” harapnya.
Sementara itu, Kapolres Wakatobi AKBP Anuardi, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Wakatobi Iptu Juliman menyebut Kasus dugaan penganiayaan terhadap Emen Lahuda ini telah diproses berdasarkan LP Nomor: LP/51/VII /2020/SULTRA/RES WAKATOBI/tertanggal 6 Juli 2020.
” Penyidik telah memeriksa 11 orang sebagai saksi, yaitu empat orang dari pihak kepolisian, tiga orang Pol-PP, dan empat orang dari pengunjuk rasa, ” kata Iptu Juliman. (Man)