Kunjungan Berlanjut di SMKN 3 dan SMAN 3 Baubau
SULTRAKITA.COM, BAUBAU – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD terus bergerak dan meninjau seluruh sekolah di bawah naungannya di Sultra. Kali ini, memboyong sebagian besar pejabat di Dikbud untuk
melihat kebutuhan dan mendengar keluhan para seluruh Kepala Sekolah di Baubau, yang dipusatkan di SMKN 3 dan SMAN 3 Baubau, Selasa (4/8).
Plt Kadikbud Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD mengatakan, setelah dari Busel, para rombongannya langsung bertolak ke Kota Baubau guna mendengar keluhan, sekaligus memperkenalkan para pejabat lingkup Dinas Dikbud kepada para Kasek. Sebab masih banyak Kasek yang tidak tahu keluhannya ditujukan kepada siapa di Dikbud Sultra.
“Mereka tidak tahu berkoodinasi kepada pejabat mana pada kasus-kasus tertentu. Misalnya masalah rotasi atau mutasi para guru, ini tentu mereka harus berhubungan pada bidang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan). Oleh karena itu, saya menghadirkan hampir semua struktur di Dinas Pendidikan biar diketahui ini masing-masing pejabatnya. Kalau mau berurusan di kepegawaian, ini ada pak Adam, dia Kasubag Kepegawaian, kalau berurusan dengan GTK, ini ada ibu Andi Asmawati. Terkait seksi-seksi SMK, ada Pak Husrin Haji, kepala seksinya dan begitu seterusnya,” ungkap Asrun.
Ia berharap, dengan mengenalkan pejabatnya, selain pelayanan dinas terhadap sekolah semakin maksimal, juga menutup celah bagi para calo.
“Agar nanti mereka tidak terjebak dalam berurusan pada orang yang tidak benar. Karena ini bagian dari pelayanan juga, kita pastikan tidak ada proses-proses pencaloan, tidak ada calo-calo yang bekerja pada dinas pendidikan dan kebudayaan. Mereka (Kasek) kalau ada masalah, langsung pada bidang atau seksi masing-masing,” jelasnya.
Pada Selasa (4/8) pagi, Asrun Lio bersama rombongan mengunjungi SMK 3 Baubau, yang merupakan kunjungan keduanya pasca setahun berkunjung di sekolah kejuruan tersebut. Kali ini ia melihat SMKN 3 Baubau telah mengalami peningkatan signifikan sarana dan prasarana. Bahkan SMKN 3 Baubau telah layak menjadi teaching factory (pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis).
“Saya melihat bagaimana di jurusan busana sudah lengkap, sudah seperti konveksi. Dengan adanya bantuan-bantuan ini, baik itu di jurusan busana atau perhotelen, maka itu sudah memenuhi syarat sekolah ini bisa menjadi teaching factory. Teaching factory itu maksudnya, tidak hanya melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga ada produk-produk, seperti layaknya pabrik di sekolah,” jelasnya.
Saat berada di SMKN 3 Baubau, Asrun Lio melakukan pengukuran untuk pembuatan baju, serta melihat secara langsung bagaimana pelayanan hotel anak bangsa milik Jurusan Perhotelan, yang lengkap dengan pelayanan reception, sovenir lokal, hingga dua ruang kamar hotel kelas satu. Termasuk melihat tempat praktik jurusan kecantikan dan tata boga.
Saat berada di SMAN 3 Baubau, Asrun Lio melihat bahwa sekolah membutuhkan bantuan pembangunan Lab bahasa dan Lab IPA. Termasuk akan melakukan pemindahan guru bidang studi tertentu karena dinilai berlebihan pada sekolah dimaksud. (mn)