SULTRAKITA.COM, BAUBAU – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Lowu-lowu Kolese Jakarta (HIPPMA LK Jakarta) akan meluncurkan sebuah buku Lowu-lowu Kolese Undercover yang membahas tentang sejarah secara kongkrit.
Salah satu bukti keseriusan dalam penerbitan buku, langkah pertama yang dilakukan HIPPMA LK Jakarta sendiri telah melaksanakan focus group discussion dengan mengundang beberapa pemateri berkompeten dan sejumlah saksi sejarah Lowu-lowu Kolese di kantor Kelurahan Kolese, akhir pekan lalu.
Dewan penasihat HIPPMA LK Jakarta, Sukadir Kete mengatakan, paguyuban ini masih tergolong baru, untuk itu pihaknya memulai kegiatan yang bisa berkontribusi pada perkembangan masyarakat Baubau, khususnya di Kelurahan Lowu-lowu dan Kolese.
“Kami ingin mengungkap sejarah tentang Lowu-lowu Kolese di masa lalu. Baik itu masa kerajaan, saat ini dan kedepan seperti apa nantinya. Jadi untuk mewujudkannya, kami mengundang
narasumber yang bisa menceritakan dari awal terkait cikal bakal Lowu-lowu dan Kolese,” ujarnya.
Ia berharap, sejarah ini bisa berguna bagi generasi muda Baubau. Sebab, di dalam buku nanti, bukan hanya mengungkap cerita, namun bisa menyingkap sebuah peristiwa yang belum diketahui.
Menanggapi hal tersebut, Sekda Baubau, Roni Muhtar memberikan apresiasi atas inisiasi pemuda asal Lowu-lowu Kolese ini. Ia menganggap pemikiran dan semangat mereka patut diberikan pujian.
“Mereka mengambil langkah kuliah di Jakarta yang pertangungannya sangat kompleks dan kompetitif. Kemudian mereka sudah melahirkan buah pemikiran yang inspiratif, sehingga kita harapkan dapat menginspirasi generasi muda daerah lainnya,” ujar mantan Kadishub Baubau itu saat menghadiri focus group discussion itu.
Hal senada juga diungkapkan Dr Tasrifin Tahara. Ia pula begitu mendukung tercapainya visi dan misi paguyuban ini untuk membukukan Lowu-lowu Kolsese Undercover.
Ia menyampaikan, Lowu-lowu dan Kolese memiliki keberagamaan teritorial yang berbeda dengan wilayah lainnya. Yang mana orang-orang di sini lebih menggunakan bahasa kencana.
Sementara itu, Camat Lealea, Samsuri menyampaikan keadaan Lowu-lowu Kolese di masa lalu pra sejahtera, karena sebagian besar pekrjaan masyarakat bertani, bertukang dan nelayan. Namun, sekarang sudah sejahtera, karena masyarakat sudah bantak yang menuntut ilmu.
Tak hanya itu, Ajoz, member Fokapo, komunitas pemuda asal Buton Tengah, yang juga turut hadiri kegiatan ini menyambut positif ide para pemuda Kecamatan Lealea ini.
Ia mengungkapkan, FGD yang dilakukan oleh HIPPMA LK Jakarta adalah salah satu strategi pengembangan sumber daya manusia.
“Diskusi-diskusi seperti ini harus sering diadakan, karena di situlah pertemuan seluruh kalangan mahasiswa, masyarakat dan pemuda untuk selalu menambah pengetahuan,” tukas pemuda pendiri kampung Literasi buton tengah ini. (Din)