SULTRAKITA.COM, WAKATOBI – Kredit Usaha Rakyat (KUR) kerjasama Bank Nasional Indonesia (BNI) dan Pemda Wakatobi hingga saat ini belum maksimal dilakukan, hal ini disebabkan lambannya ferivikasi BNI terhadap kondisi real UMKM di Wakatobi.
Demikian disampaikan La Ode Boa Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja Kabupaten Wakatobi, masih lambannya pihak BNI Baubau selaku penyalur bantuan kredit UMK dalam memaksimalkan jumlah penerima bantuan disebabkan oleh dua faktor.
“Pertama BNI selaku penyalur bantuan masih berkedudukan di Baubau, kedua kurangnya jumlah tenaga dari BNI untuk melakukan ferivikasi lapangan terhadap kondisi ril UKM”, jelas La Ode Boa melalui rilis yang diterima sultrakita.com (Selasa, 17/7).
Menurut La Ode Boa, sejauh ini tugas Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja sudah sesuai tupoksi, yaitu melakukan sosialisasi, mengumpulkan berkas calon penerima bantuan, melakukan ferivikasi berkas, dan menyerahkannya ke BNI.
“Jadi semua berkas pemohon bantuan sejumlah kurang lebih 600 berkas sudah ada di BNI Baubau,” terangnya.
Meski demikian kata La Ode Boa, Program UMKM Bersinar masih memiliki berbagai pencapaian. Capaian Program ini hingga Juli 2018, yakni Bantuan Kredit UMKM yang sudah cair maupun sedang dalam proses sebanyak 68 orang dan penerbitan 1778 izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK).
Selain itu Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja telah menerbitkan 1340 NPWP Usaha Mikro Kecil, Pelatihan Kewirausahaan kepada 160 pelaku UMK serta Diklat bagi 56 orang Pendampingan UMKM.
“Semua capaian tersebut, terutama penerbitan Izin Usaha Mikro, NPWP dan Diklat pendampingan UMK menurut hasil pantauan kami melalui Dinas Koperasi dan UMKM prov Sultra dalam kurun waktu triwulan I dan II, tahun 2018 merupakan capaian tertinggi di Sulawesi Tenggara,” terang La Ode Boa. (Man)