SULRAKITA.COM. Tirawuta – Suasana penuh semangat menyelimuti aula Desa Salurengko saat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XII dari Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka memaparkan sembilan program kerja unggulan dalam Seminar Program Kerja (Proker). Kegiatan ini menjadi titik awal pengabdian mereka di Kecamatan Wawo, dengan harapan menghadirkan perubahan nyata melalui aksi-aksi sederhana yang berdampak besar.
Meski Kepala Desa Salurengko, Sampe Silauwan berhalangan hadir, acara tetap dibuka secara resmi oleh Sekretaris Desa. Turut hadir Ketua BPD, para Kepala Dusun 1 hingga 5, Ketua PKK, tokoh masyarakat, serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Hariadi Syam, P. Pd., M. Pd., yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
Dengan mengusung slogan “Langkah Kecil, Dampak Besar,” mahasiswa KKN menunjukkan komitmen mereka untuk menjawab kebutuhan warga melalui program-program yang bersifat langsung dan aplikatif. Koordinator Desa, Rifki Maura Pratama Aktif, mewakili seluruh anggota KKN Desa Salurengko dalam memaparkan sembilan program unggulan yang telah disusun berdasarkan hasil observasi dan diskusi bersama masyarakat.
Program pertama adalah survei penggunaan antibiotik, yang bertujuan mengedukasi warga tentang bahaya penggunaan obat tanpa resep dokter, guna mencegah resistensi. Selanjutnya, sosialisasi tanda-tanda cacingan dan pentingnya pemberian obat cacing secara berkala menjadi langkah preventif untuk kesehatan anak-anak desa.
Untuk membangun kebugaran dan mempererat hubungan sosial, mahasiswa menghadirkan kegiatan senam Minggu pagi yang terbuka untuk seluruh warga. Program Jumat Bersih pun digagas sebagai bentuk gotong royong rutin dalam membersihkan fasilitas umum seperti masjid, sekolah, dan kantor desa.
Penataan wilayah administratif dilakukan melalui pemasangan tanda batas antar dusun, sementara edukasi literasi keuangan sederhana diangkat lewat program CBPR (Cinta, Bangga, Paham Rupiah), yang mengajak warga memahami dan menghargai mata uang nasional.
Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, mahasiswa juga menyediakan bak sampah rumah tangga dan memberikan edukasi tentang pemilahan sampah. Di bidang keagamaan, mereka menginisiasi program les mengaji untuk anak-anak, membantu mereka meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Sebagai penutup, pelatihan pembuatan spray anti nyamuk alami dari bahan seperti serai dan cengkeh menjadi alternatif ramah lingkungan yang dapat langsung diterapkan oleh warga.
Dalam sambutannya, Rifki menyampaikan bahwa seluruh program ini lahir dari semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap kebutuhan lokal. “Kami percaya bahwa pengabdian tidak harus dimulai dari hal besar. Justru dari langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama, dampaknya bisa dirasakan lebih luas,” ujarnya.
Kegiatan seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana warga dan tokoh masyarakat memberikan masukan serta dukungan terhadap pelaksanaan program. Antusiasme dan semangat kolaborasi yang tercipta menjadi modal utama bagi para mahasiswa untuk melanjutkan pengabdian mereka selama masa KKN di Desa Salurengko (bak)









