SULTRAKITA.COM, KOLAKA – PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menyerahkan dua unit simulator alat berat excavator dan backhoe ke UPTD Balai Latihan dan Ketrampilan Kerja (BLKK) Kabupaten Kolaka bertempat di kantor UPTD BLKK Kolaka, Selasa (12/7/2022).
Dua unit simulator alat berat diserahkan langsung Manager External Relation PT CNI Andarias Pala Batara kepada Kepala UPTD BLKK Kolaka I Nyoman Warta disaksikan Asisten II Kolaka Mustajab dan mantan kadis Nakertrans Kolaka H Andi Sastra Pangerang.
Manager Human Capital dan General Affair PT CNI Siswo P Priyono mengungkapkan, bantuan dua unit simulator ini salah satu bukti kepedulian PT CNI mewujudkan peran penting BLKK bagi peserta didiknya.
“Ini dapat terwujud berkat kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara PT CNI dan Pemerintah Kabupaten Kolaka,” ungkapnya.
Dia mengharapkan, bantuan dua unit simulator alat berat tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan basic skill operator.
“Semoga simulator ini dapat menghasilkan basic skill operator alat berat yang bermanfaat bagi perusahaan di wilayah Kabupaten Kolaka, hal ini juga harapan direktur utama dan jajaran direksi PT CNI,” katanya.
Simulator alat berat ini kata Siswo, perlu didukung dengan fasilitas lain agar dapat berjalan dengan maksimal.
“System recruitmen pelatihan, materi/modul teori dan praktek, tenaga pelatih, sertifikat pelatihan bahkan hingga Surat Izin Operator (SIO). Hal-hal tersebut merupakan fasilitas pendukung agar simulator alat berat dapat bermanfaat secara maksimal,” kata Siswo.
Kebutuhan operator alat berat yang handal kata Siswo menjadi mutlak dibutuhkan perusahaan, terutama di bidang pertambangan.
“Sesuai misi BLKK yaitu terciptanya sumber daya manusia yang berkompenten, mandiri, dan berdaya Saing. kami yakin akan terlahir tenaga operator alat berat sesuai yang diharapkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala BLKK Kolaka I Nyoman Warta sangat mengapresiasi bantuan alat simulasi dari PT CNI untuk mendukung pelatihan BLKK dalam penciptaan tenaga kerja khususnya di bidang alat berat.
“Untuk melaksanakan pelatihan dibutuhkan instruktur yang terverifikasi dan yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan anggaran pelatihan,” ujarnya.
Nyoman menambahkan, perlu juga dipikirkan terkait praktek lapangannya usai pelaksanaan pelatihan simulasi, untuk itu pihaknya membutuhkan dukungan dari instansi dan perusahaan industri yang bersedia dijadikan tempat praktek lapangan. (bak)