Menu

Mode Gelap

Berita Utama · 3 Jul 2022 12:04

Saweran Gubernur Sultra di HUT Butur Bagian dari Tradisi Masyarakat Indonesia


Saweran Gubernur Sultra di HUT Butur Bagian dari Tradisi Masyarakat Indonesia Perbesar

Kadis Kominfo Sultra : Di Jawa Dikenal Nyawer, di Buton Disebut Pasali

 

SULTRAKITA.COM, KENDARI – Beredarnya video yang memperlihatkan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi bersama sejumlah pejabat lainnya melakukan bagi-bagi uang kepada masyarakat dalam acara ramah tamah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Buton Utara (Butur) ke-15 Tahun 2022, mengundang tanggapan dari sejumlah pihak tanpa terkecuali Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badallah.

Baca juga :   Pengrajin Harus Tingkatkan Kemampuan

Kadis Kominfo mengatakan, kegiatan saweran yang dilakukan Gubernur Ali Mazi bersama sejumlah pejabat lainnya kepada masyarakat setempat merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia, termasuk di kawasan Indonesia timur, yang lebih spesifik lagi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Kita di Indonesia memberi uang sebagai hadiah sudah lumrah dalam sebuah perayaan, seperti Idulfitri, Imlek, perayaan pernikahan, kegiatan melayat, termasuk berbagai kegiatan tradisi lainnya. Kalau perayaan hari raya kita kenal sebagai istilah THR atau tunjangan hari raya. Kalau imlek dikenal istilah angpao. Dalam sebuah hajatan di daerah Jawa dikenal dengan istilah nyawer sedangkan di daerah Buton dikenal dengan istilah Pasali,” ucapnya.

Pasali inilah, lanjut dia, yang dilakukan oleh Gubernur Sultra kepada masyarakatnya sebagai wujud kegembiraan dan harapan nasib baik bagi penerimanya maupun yang memberi. Tradisi ini sekaligus sebagai wujud syukur dan bahagia atas momen yang digelar saat itu, yang kala itu kebetulan berada dalam momen acara gala dinner peringatan HUT Butur.

“Yang dilakukan Gubernur adalah tradisi masyarakat Indonesia dalam meluapkan kegembiraan pimpinan terhadap masyarakatnya dalam suatu peristiwa perayaan HUT, sekaligus ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas kehadiran mereka di acara tersebut dan bisa merasakan kegembiraan bersama masyarakat setempat,” tuturnya.

Baca juga :   Asrun Lio Resmi Jadi Jendral ASN Provinsi Sultra

Dia mengakui, seiring perkembangan zaman dan kehidupan sosial masyarakat, tradisi nyawer atau pasali tersebut juga mengalami perkembangan atau perubahan, yang dahulu hanya berwujud uang, kini bisa diubah dalam bentuk apa saja, selama pemberian tersebut dinilai dibutuhkan oleh masyarakat atau penerima dan mampu memberikan rasa gembira serta syukur bagi kedua belah pihak.

Ridwan mencontohkan, kegiatan nyawer atau pasali yang dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia, yang tidak lain adalah Presiden RI Joko Widodo, dengan mengganti pemberian tersebut dari bentuk uang ke pakaian seperti baju kaos kepada masyarakat.

Bahkan tidak tanggung-tanggung Presiden langsung memakaikan kepada masyarakat terpilih.
Menurutnya, ini dilakukan Presiden hampir setiap kali berkunjung ke daerah-daerah, sebagai bentuk kegembiraan Bapak Presiden karena bisa datang ke daerah tersebut dan bertemu masyarakat yang juga menyambutnya ataupun menghadiri kunjungan Presiden RI.

“Jadi inilah salah satu budaya kita, yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Budaya suatu daerah tentu mempunyai ciri khas yang membedakan dengan daerah lainnya atau bahkan terkadang hampir sama namun penyebutan untuk tradisi tersebut yang berbeda. Seperti nyawer dan Pasali tadi, tidak lain dilakukan sebagai wujud rasa bahagia, syukur, dan saling berbagi rejeki, tanpa ada batasan nilai yang diberikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Baca juga :   PT Vale dan Huayou Sepakat Kembangkan HPAL di Luwu Timur

Olehnya, orang nomor satu di jajaran Dinas Komunikasi dan Informasi Sultra ini pun, meminta kepada semua pihak tanpa terkecuali, untuk bijak dalam menanggapi video yang sengaja dibagikan secara berulang-ulang tersebut, karena bisa menimbulkan keengganan pejabat atau pihak-pihak lainnya, yang ingin meluapkan kebahagiaan dan rasa syukur dengan berbagi kepada masyarakatnya dalam sebuah peringatan atau pesta bersama rakyat.

“Jadi kami berharap kepada semua pihak, untuk bijak dalam menanggapi video tersebut. Positiflah dalam memandang video tersebut, sebab Pak Gubernur bisa mengajak pejabat lainnya melakukan hal yang sama dalam memberikan rasa gembira kepada masyarakatnya,” kata Ridwan.

Ditambahkan, tradisi Pasali merupakan contoh kecil, dimana Gubernur Sultra sebagai eksekutor bisa menggerakkan pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, dengan melibatkan peran serta pejabat lainnya, seperti Ketua DPRD Provinsi Sultra sebagai representasi legislatif dan Bupati Butur sebagai kesatuan dari pelaksanaan kebijakan Pemprov Sultra di daerah.

“Saya kira, inilah makna yang bisa kita ambil bersama. Dan hasilnya, seluruh pihak termasuk masyarakat Sultra dapat menyaksikannya dengan sejumlah pembangunan mega proyek di Sultra,” tutupnya. (Rls)

Artikel ini telah dibaca 30 kali

Baca Lainnya

Bupati Bone Terpilih Hadiri Camp Jurnalis, Mengaku Besar Karena Jasa Media

10 Februari 2025 - 11:04

Jurnalis Bone Sukses Gelar Pelatihan dan Camp Jurnalis; Edukasi Serta Apresiasi

10 Februari 2025 - 10:36

Jelang Ramadhan Satlantas Polres Bone Kembali Gelar Operasi Pallawa, Ini Sasarannya

8 Februari 2025 - 12:13

Semarak HPN 2025, Jurnalis Bone Gelar Pelatihan Jurnalis Pelajar dan Lomba Menulis Berita

8 Februari 2025 - 11:43

Membangun SDM Unggul dan Berdaya Saing: PT Vale Kampanyekan Budaya K3 di Perguruan Tinggi

6 Februari 2025 - 21:45

Kapolres Bone Kerahkan Personel Amankan Pasokan dan Harga LPG 3 KG

6 Februari 2025 - 15:52

Trending di Sulselkita