Menu

Mode Gelap

Terbaru · 19 Nov 2018 12:10

Bangkai Paus Sepanjang 9,5 Meter Ditemukan di Pulau Kapota


 Ikan Paus sepanjang 9,5 meter ditemukan di pulau Kapota Perbesar

Ikan Paus sepanjang 9,5 meter ditemukan di pulau Kapota

SULTRAKITA.COM, WAKATOBI-Warga Kabupaten Wakatobi, dihebohkan dengan penemuan bangkai ikan paus biru sepanjang 9,5 meter di pulau Kapota.

Saleh Hanan dari Yayasan Wakatobi mengatakan, hewan mamalia ini ditemukan oleh penduduk pulau Kapota, Kecamatan Wangiwangi selatan, terdampar di tepi pantai Minggu, kemarin sekitar pukul 17.00 wita.

“Paus ini ditemukan oleh para tokoh lingkungan dari WWF, Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW), Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi, Yayasan Wakatobi bersama nomor masyarakat,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, saat ditemukan, bangkai Paus dalam keadaan membusuk. Diperkirakan sudah mati sejak dua minggu lalu.

“Melihat kondisi yang hancur kira-kira dua minggu,” kata Saleh.

Paus berjenis Sperm Whale ini, didalam perutnya, ditemukan banyak sampah plastik.

“Ada botol, penutup galon, sandal, botol parfum, mie kulit, gelas minuman, tali rafia, karung terpal, kantong kresek dan lain-lain,” jelas Saleh.

Sementara itu MPA dan Petugas Keanekaragaman Hayati WWF Indonesia Wakatobi, Tika menjelaskan, saat ini tengah melakukan pemilahan sampah plastik yang berhasil dari dalam.

Baca juga :   DKP Wakatobi Jalin Kerjasama Dengan Kelembagaan Adat Kadie Liya

“Sekarang proses pemilahan sampah yang didapat dalam perut. Berat sampah plastik 5,9 kg,” beber Tika.

Rencanamya, Selasa 20 November bangkainya akan dievakuasi untuk selanjutnya dikubur.

“Besok mau dikubur untuk kemudian tulangnya dijadikan spesimen di Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan Wakatobi,” ungkapnya.

Saat ini, Tika mengakui pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian jeda ini.

“Belum bisa dipastikan. Teman-teman sekolah perikanan di Matahora sudah ambil sampel plastik dari perutnya untuk di teliti,” tuntas Tika menjelaskj
Kini bangkai Paus yang terdampar di Pulau Kapota, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi menjadi perhatian serius Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW). Senin (19/11/2018).

Tidak cuma BTNW, Tim Dosen Akademi Komunitas Kelautan, Perikanan (AKKP) Wakatobi dan WWF SESS pun turut memfokuskan perhatiannya kepada pemahaman berhenti itu. Ini bunyi pers realisnya:

Taman Nasional Wakatobi SPTN Wilayah I Wangi-wangi Menerima Laporan dari Staf WWF SESS adanya bangkai Jelata yang terdampar di sumur Pulau Kapota, Resort Wangi Wangi.

Personil SPTN Wilayah I bersama dengan WWF SESS, Tim Dosen Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan (AKKP) Wakatobi dan masyarakat sekitar melakukan peninjauan Iapangan pada tanggal 19 November 2018 sekitar pukul 08.00 WITA.

Baca juga :   DKP Wakatobi Terima Satu Kontainer Alat Tangkap Perikanan

Berdasarkan hasil peninjauan lapangan, jenis Paus yang terdampar merupakan Paus Sperma (Physeter macrocephalus) dengan ukuran panjang + 9,5 meter dan lebar 437 cm dalam kondisi mati dan sudah mulai membusuk

Bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang ditemukan warga Minggu (18/11) kemarin. Tepatnya pukul 17.00 wita.

“Berdasarkan hasil peninjauan lapangan, jenis Paus yang terdampar adalah Paus Sperma (Physeter macrocephalus) dengan ukuran panjang + 9,5 meter dan lebar 437 cm dalam keadaan mati dan sudah mulai membusuk,” jelas kepala seksi SPTN wilayah I BTNW, Union dalam pers releasenya.

Rencananya, Selasa 20 November 2018, jeda itu akan dikubur pantai Kolowawa Desa Kapota Utara untuk membahas Spesimennya sebagai bahan pendidikan dan penelitian di Kampus AKKP Wakatobi.

Berdasarkan dari Hasil identiflkasi isi perut yang dilakukan di Kampus AKKP Wakatobi ditemukan sampah plastik dengan isi gelas plastik 750 gr (115 buah), plastik keras 140 gr (19 buah), botol plastik 150 gr (4 buah), kantong plastik 260 gr ( 25 buah), serpihan kayu 740 gr (6 potong).

Baca juga :   Pemda Wakatobi Bakal Buka Pelayanan IMB

“Sandal jepit 270 gr (2 buah), karung nilon 200 gr (1 potong), tali rafla 3,260 gr (lebih dari 1000 potong). Adapun total berat sampah basah yaitu 5,9 kg,” ungkap Union.

“Untuk sementara belum bisa dipastikan penyebab kematian dari paus Sperma,” pungkas Kepala Seksi SPTN daerah I BTNW, Union. (Man)

Artikel ini telah dibaca 62 kali

Baca Lainnya

Pj Gubernur Siap Implementasikan Asta Cita di Sultra

7 November 2024 - 22:37

Bentuk Jiwa Kepemimpinan Siswa, SMKN 9 Kolaka Laksanakan LDK

9 Oktober 2024 - 12:37

Wakil Menteri BUMN: PT Vale Berhasil Jawab Tantangan di Era Keberlanjutan

30 Agustus 2024 - 16:38

Pemkab Koltim Gelar Pelatihan Peningkatan KPM

27 Agustus 2024 - 15:30

Semarak HUT RI, Mahasiswa KKN USN Kolaka Gelar Lomba Tradisional di Desa Wulonggere

27 Agustus 2024 - 09:31

Perubahan APBD Kolaka Segera Dibahas

26 Agustus 2024 - 15:20

Trending di Terbaru