(Foto salah satu petugas, saat sedang melakukan pengecekan di kandang Ayam Kampung Unggul Balitbangtan)
SULTRAKITA. COM, KENDARI – Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (Ayam KUB) mulai familiar pemeliharaannya di Indonesia. Sejak dirilis hasil penelitiannya oleh Balitnak, sebarannya mulai rata ke seluruh wilayah di tanah air. Ayam kampung hasil seleksi genetik ini memiliki keunggulan antara lain mampu bertelur hingga mencapai 160-180 butir per ekor per tahun, masa mengeram berkurang hingga tinggal 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali. Selain itu, ayam ini dapat tumbuh lebih cepat daripada ayam kampung biasa. Rasa daging ayam KUB gurih, sebagaimana ayam kampung pada umumnya.
(Foto salah satu petugas saat melakukan pemeriksaan saat proses pengeraman telur pada budidaya ayam KUB)
Kepala Balitbangtan BPTP Sulawesi Tenggara Muhammad Sidiq, STP, MM mengatakan, saat ini Balitbangtan BPTP Sultra sedang mengembangkan Ayam KUB.
Kegiatan pengembangan ini, bertujuan untuk mendiseminasikan dan menyebarluaskan teknologi ayam kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan Sensi Agrinak 1 yang merupakan ayam kampung unggul hasil seleksi. (16/6/2021).
(Proses pengecekan ayam KUB oleh salah satu petugas )
“ Kegitan pengembangan ini, diaharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknologi ayam KUB dan ayam sensi. Saat ini kami telah menyediakan DOC ayam KUB dan sensi, untuk dikembangkan oleh masyarakat. Sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan ayam kampung petelur dan pedanging,” ujar Muhammad Sidiq.
Sementara itu Penanggung Jawab Kegiatan Miftah Hidayat, S.Pt, menambahkan, bahwa kegiatan Diseminasi Pembibitan dan Pembesaran ayam Kampung Balitbangtan (KUB), mendatangkan Day old chicken (DOC) pada September 2020 sebanyak 500 ekor. Terdiri dari 400 ekor DOC KUB dan 100 ekor DOC Sensi dengan total mortalitas kematian 21 ekor. Seluruh DOC yang tiba, langsung diambil data berat badan awal brooder dengan tingkat suhu 30 derajat celcius serta dilanjutkan vaksinasi sebanyak 3 kali.
” Kegiatan Diseminasi Pembibitan dan Pembesaran ayam Kampung Balitbangtan (KUB), dikelola oleh 2 orang petugas secara berkesinambungan. Disamping melakukan kegiatan pembibitan, juga memperkenalkan keunggulan dan kemudahan beternak KUB serta ayam Sensi, kepada peternak di Sulawesi Tenggara ,” imbuhnya.
(Proses pembibitan dan pemeliharaan pada budidaya ayam berternak Ayam Kampung Unggul Balitbangtan ( KUB )
Miftah menerangkan, setiap petugas memantau secara rutin peningkatan berat badan dan PBBH 2 jenis ayam yang diternakan. Rata-rata berat badan KUB petelur dimulai dari bobot 0,58 kg/ekor, setelah pemeliharaan selama 21 minggu, bobot badan rata-rata bisa mencapai 1.800 kg/ekor. Sedangkan untuk KUB Sensi, rata-rata berat badan mulai 0,70-an kg/ekor. Setelah masa pemeliharaan, bisa mencapai 2.100 kg/ekor.
” Petugas mencatat seluruh perkembangan setiap bulannya. Selain mencatat peningkatan bobot, Petugas juga rutin mencatat proses penetasan dengan mesin tetas, yang didatangkan dari Kebun Percobaan Gowa sejak April lalu. Tahun 2021, tercatat dari pertengahan April hingga Pertengahan Juni 2021, telah dilakukan 4 kali penetasan, dari total 1052 telur yang telah masuk inkubator, penetasan telur sudah mencapai 92,55 % ,” bebernya.
Kata Miftah, BPTP Sultra sudah mampu melayani permintaan DOC, peternak dari Lalembuu, sebanyak 200 DOC untuk diternakkan. Serta Kelurahan Abeli Sawah, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, sebanyak 100 Doc. Sehingga total Doc yang telah tersebar sebanyak 300 ekor Doc.
“Peternak dari beberapa kabupaten di Sultra sudah banyak yang datang ke BPTP, untuk mendapatkan DOC KUB. Peminatnya terus meningkat, terutama ayam Sensi karena BPTP Sultra satu-satunya pengembang lanjutnya ,” urainya.
Ditanya soal kendala, Miftah menjelaskan, faktor cuaca yang kurang menentu, dapat memicu datangnya serangan penyakit, misalnya pembengkakan pada mata. Namun, petugas juga telah mendapat bimbingan penanganan dalam penanganan serangan penyakit tersebut.
” Saat ini produksi telur perhari hanya sekitar 49 dari 119 indukan KUB dan 29 indukan sensi, mengalami penurunan karena sedang fase mengeram. Saat ini dalam kawasan diseminasi seluas 1 ha, sudah berdiri 6 bangunan utama yakni kantor, gedung penetasan, kandang pembesaran kapasitas 500 ekor dengan dukungan 2 tower air, gudang pakan dan mesin tetas. Juga gudang tambahan, kandang pembesaran kapasitas 1.000 ekor sedang dalam proses pembangunan.
Tambahnya, tujuan mulia diseminasi ini adalah memperbanyak populasi KUB di Sultra, karena peminatnya juga sudah mulai berdatangan. Tentu petugas juga telah mendapat pelatihan khusus, berupa praktek inseminasi buatan. Dengan pengambilan sperma pada ayam jantan, untuk dideposisikan ke betina, agar dapat menggenjot angka indukan, bila kandang kapasitas 1.000 bisa digunakan dan memenuhi permintaan peternak di Sultra. (IKL)