SULTRAKITA.COM, Kolaka – Bupati Kolaka H. Amri menyampaikan harapan besar agar proyek strategis PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama Huayou Cobalt Co. Ltd di Pomalaa dapat memberikan dampak positif dan signifikan bagi masyarakat Kabupaten Kolaka, khususnya di wilayah sekitar operasional.
Harapan itu disampaikan Bupati saat menghadiri First Digging Ceremony PT Pama Persada – PT Vale IGP Pomalaa serta penandatanganan MoU Program Kolaka Sehat, Bersih, dan Berdaya dan Bridge Program antara PT Vale dan Huayou Cobalt Co. Ltd bersama Pemerintah Daerah Kolaka, Selasa (8/10).
Kegiatan yang digelar di site PT Vale IGP Pomalaa turut dihadiri Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia Bernardus Irmanto, Mayjen TNI (Purn) F.S. Multhazar, Direktur & Chief Project Officer PT Vale Indonesia Muhammad Asril, serta perwakilan manajemen dari PT Pama Persada, PT Huayou, dan PT KNI.
Bupati Amri menyebut kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa proyek besar PT Vale IGP Pomalaa tidak lagi sebatas rencana, melainkan telah memasuki tahap pelaksanaan di lapangan.
“Sebagai pemerintah daerah, kami menaruh harapan besar agar proyek ini memberi dampak positif dan signifikan bagi masyarakat Kolaka, khususnya di wilayah sekitar operasional,” ujar Bupati Amri.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Kolaka mendorong agar seluruh perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut mematuhi regulasi daerah, terutama dalam pemanfaatan tenaga kerja lokal dan pemberdayaan pelaku usaha kecil menengah (UMKM).
“Kami ingin masyarakat Kolaka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh proyek ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Amri juga menekankan pentingnya penerapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Menurutnya, pelaksanaan CSR harus diarahkan pada pembangunan manusia dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
“CSR bukan sekadar formalitas. Ia harus menjadi bagian dari upaya menciptakan Kolaka yang sehat, bersih, dan berdaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menyampaikan bahwa proyek IGP Pomalaa menjadi tonggak penting dalam upaya PT Vale menghadirkan pertambangan nikel yang berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat.
“Sejak awal, kami berkomitmen agar setiap proyek PT Vale tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga membawa manfaat sosial dan ekonomi bagi daerah,” ujar Bernardus.
Ia menambahkan, kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kolaka dan berbagai pihak menjadi kunci agar manfaat proyek dapat dirasakan lebih luas, mulai dari penyediaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas SDM lokal, hingga pengembangan UMKM di sekitar wilayah operasi.
“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat Kolaka. Karena keberhasilan proyek ini tidak hanya diukur dari tonase nikel yang dihasilkan, tetapi dari seberapa besar nilai tambah yang tercipta bagi masyarakat dan lingkungan,” imbuhnya.
Bernardus menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan manifestasi nyata dari komitmen dan tanggung jawab perusahaan dalam memastikan proyek strategis nasional IGP Pomalaa berjalan sesuai rencana.
“Ada kalimat yang sering saya dengar, bukan hanya di sini tetapi juga di Morowali, yaitu: kami ini hanya penjaga kebunnya PT Vale. Alhamdulillah, hari ini ‘kebun’ itu sudah mulai terlihat bentuknya. Bukan lagi kebun, melainkan telah ada kegiatan pertambangan. Semoga dalam waktu dekat akan hadir pula padanannya, yaitu pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) yang dibangun bersama PT Vale dan Huayou,” ungkap Bernardus.
Bernardus menjelaskan bahwa proyek di Pomalaa memiliki keistimewaan tersendiri, karena menjadi simbol kolaborasi tiga negara besar yang bersatu untuk mengelola sumber daya nikel secara berkelanjutan.
“Di Pomalaa ini istimewa. Kalau di dunia ada United Nations (PBB), maka di Pomalaa saya menyebutnya ‘United of Nickels’ karena ada perusahaan dari Indonesia yaitu PT Vale Indonesia, dari Tiongkok yaitu Huayou, dan dari Amerika Serikat yaitu Ford Motor Company. Tiga perusahaan ini bersatu mengelola sumber daya nikel secara berkelanjutan, dari Pomalaa untuk dunia,” ujarnya.
Bernardus menambahkan, nilai-nilai CARES (Compassion, Accountability, Resilience, Excellence, Sustainability) menjadifondasi dalam setiap aktivitas PT Vale, termasuk di proyekPomalaa. Seluruh proses konstruksi dan operasi akan dijalankan dengan menempatkan aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama.
Kolaborasi dengan mitra seperti PAMA, Huayou, dan Ford Motor Company menjadi wujud sinergi nyata dalam menghadirkan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PAMA yang telah bersedia menjadi mitra. Proyek ini bukan hanya tentang bagaimana mengelola sumber daya yang ada, tetapi juga bagaimana memastikan keberlanjutannya untuk membawa nikel terbaik dari Pomalaa ke dunia. Dan yang paling penting, keselamatan adalah prioritas utama,” tambah Bernardus.
Ia juga mengungkapkan bahwa Huayou telah berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pabrik HPAL yang ditargetkan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2026.
Senada dengan itu, Operation and HSE Director PT Pamapersada Nusantara, Roberto Dwi Handoko, menyampaikan komitmen kuat pihaknya untuk sejalan dengan standar keberlanjutan PT Vale.
“Kami sangat bangga bisa bermitra dengan PT Vale, dan kami berkomitmen untuk seirama dalam menghadirkan pertambangan yang bersih, aman, dan bertanggung jawab. Kami siap berkolaborasi menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat serta mendukung agenda hilirisasi nikel nasional,” ujarnya.
Melalui First Digging Ceremony ini, PT Vale menegaskan bahwa proyek IGP Pomalaa akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas kontraktor dan UMKM daerah, hingga pengembangan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada pendidikan, lingkungan, dan ketahanan ekonomi.
Dengan semangat kolaborasi, tanggung jawab, dan keberlanjutan, PT Vale Indonesia bersama seluruh mitra kerja dan dukungan pemerintah daerah bertekad menjadikan Blok Pomalaa sebagai contoh nyata transformasi industri nikel Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing global. (bak)