SULTRAKITA.COM, KONAWE – Presiden Joko Widodo menegaskan sikapnya terhadap penyetopan ekspor bahan mentah ke luar negeri dan pentingnya industrialisasi disektor pertambangan dalam rangka meningkatkan nilai tambah agar dapat mendongkrak pemasukan negara.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat peresmian pabrik smelter PT. Gunbuster Nikel Industry (GNI) di Areal kawasan Industry PT. Virtue Dragon Nikel Industry (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (27/12).
“Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan hilirasisasi industri sektor pertambangan dengan menghentikan ekspor bahan mentah produk-produk pertambangan secara bertahap,” kata Jokowi dalam akun instagramnya
Setelah nikel, pemerintah akan segera menghentikan ekspor bahan mentah untuk bauksit, tembaga, emas dan kemudian timah.
Lanjut Jokowi, dengan hilirisasi industri, beragam nilai tambah akan berada di dalam negeri dan hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
Dengan kebijakan ini kita harus mendirikan industri di tanah air, sehingga tidak mengekspor lagi bahan mentah yang selama ini kita lakukan, tanpa memberikan nilai tambah yang besar kepada negara.
Presiden mengapresiasi pembangunan smelter oleh PT. GNI yang tentunya akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit. Biji nikel yang diolah menjadi feronikel nilainya meningkat 14 kali, dan jika dari biji nikel diolah menjadi stainless steel akan meningkat nilainya 19 kali lipat.
“Tadi Menko Perekonomian Bapak Airlangga menyampaikan bahwa tahun ini, diperkirakan ekspor stainless steel kita akan meningkat hingga sekitar 20,8 Milyar US Dollar (USD), yang biasanya kalau kita ekspor bahan mentah nilanya hanya 1 hingga 2 Milyar US Dollar, jadi ini sebuah peningkatan yang sangat besar sekali,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengingatkan Pemerintah daerah, baik gubernur dan bupati agar menjaga iklim investasi agar kondusif, sehingga betul-betul mendapatkan nilai tambah dari investasi dan industri tersebut. Kita akan mendapatkan pajak, lapangan pekerjaan, dan devisa yang tidak sedikit. (pc):