SULTRAKITA.COM, WAKATOBI – Kepala Dinas Pariwisata (Kadis Pariwisata) menilai perbedaan Data Wisatawan Mancanegara (Wisman) antara Pemda Wakatobi dan Kantor Imigrasi sah-sah saja dan biasa terjadi. Hal ini disebabkan kedua instansi itu punya pendekatan (metode) berbeda dalam mendata Wisatawan.
Menurut Nadar, Kadis Pariwisata Kabupaten Wakatobi, mengutip klarifikasi Kepala Kantor Imigrasi bahwa pihak imigrasi hanya mengcover Wisman yang mengurus perpanjangan Visa Dan kitas atau perpanjangan izin tenaga kerja, tidak mendata Wisman secara menyeluruh.
“Kalau seperti itu keterangan dari pihak imigrasi datanya pasti akan berbeda karena kita (Dinas Pariwisata-Red) mengcover semua terutama yang di hotel dan restoran karena basis data kita kan dari sana,” ungkap Nadar saat dikonfirmasi.
Disamping itu, tidak semua Wisman yang datang di Wakatobi menginap di hotel, namun ada juga yang tinggal di rumah warga atau di kapal pesiar yang mereka gunakan untuk berkunjung.
“Misalnya tahun lalu kan Wisman kita agak banyak karena ada dua kali kapal, satu kali di Tomia, ada juga peserta Sayl, mereka tidak nginap di hotel,” jelasnya.
Mengenai data jumlah kunjungn kata Nadar, ada juga yang menghitung bahwa kalau dari jumlah seat pesawat, ini perlu kita luruskan karena menyangkut pendekatan atau metodologi pendataan. Yang kita data jumlah kunjungan makanya dinamakan angka kunjungan wisata bukan jumlah orang. Angka kunjungan wisata itu bisa saja di satu destinasi terjadi duplikasi.
“misalnya begini ada wisatawan yang datang ke Wakatobi menginap di wangi-wangi 2 malam itu kan pasti Hotel melaporkan. Setelah itu wisatawan itu menginap lagi di tomia di hotel yang berbeda Nah itu kan berarti ya sudah melakukan kunjungan lagi karena terdata juga di hotel tempat menginapnya di sana,” kata Nadar
Dari sisi pendekatan itu Dinas Pariwisata tidak salah, karena data penumpang pesawat tidak bisa sepenuhnya dijadikan pendekatan untuk menghitung, sebab wisatawan kita tidak semua datang lewat pesawat. Tahun lalu misalnya ada dua kali kunjungan kapal pesiar di Wangi-wangi dan sekali di Tomia, itu semua di data oleh petugas dari Dinas Pariwisata.
Untuk wisatawan domestik, Dinas Pariwisata juga mencatat bahwa setiap orang Wakatobi yang pulang kampung itu adalah Wisatawan, mereka rata-rata tidak menginap di rumah warga atau keluarga.
“Contoh di Binongko kemarin saya mempublish 1500 orang, dari Riau saja ada 100 lebih, dari NTT dan banyak lagi, jadi perbedaan data ini hanya persoalan pendekatan,” tutup Nadar (Kadis Pariwisata Wakatobi). (Man)