SULTRAKITA.COM, WATAMPONE —Solidaritas Jurnalis Bone menggelar pertemuan disalah satu Kafe di Kota Bone Kecamatan Tanete Riattang, Sabtu (20/1).
Pertemuan ini dilaksanakan guna menindak lanjuti ulah beberapa oknum pemilik Akun Media Sosial (Medsos) yang dianggap meresahkan karena tidak punya etika dan itikad baik terhadap karya jurnalis, khususnya jurnalis di Kabupaten Bone.
Terkait persoalan tersebut, Solidaritas Jurnalis Bone akan menggelar aksi unjuk rasa dan melaporkan akun Media Sosial ke Mapolres Bone disertai penyerahan surat pengaduan, karena kerap mengcopy paste berita dari para awak media tanpa izin maupun konfirmasi sebelumnya.
Dihadiri oleh sejumlah jurnalis baik Media cetak, online maupun elektronik di Kabupaten Bone yang berkomitmen akan menindak tegas para oknum Pegiat Medsos untuk memberikan efek jera.
Juga sekaligus mengedukasi agar para pegiat Media sosial tahu batasan dan bagaimana menghargai karya jurnalis yang sudah susah payah turun ke lapangan dalam proses peliputan Berita.
Salah satu Jurnalis senior di Kabupaten Bone, pimpinan redaksi Lepas News juga sebagai ketua Komunitas Jurnalis Kunderuz Bone, Anto Syambani Adam mengatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar para pegiat Medsos tersebut tahu aturan dan menghargai karya tulis jurnalis.
“Seenaknya saja mengcopy paste berita teman teman tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, inikan tidak menghargai karya jurnalis yang capek turun lapangan, panas-panasan eh mereka tinggal posting di akun medsosnya, ” ungkapnya.
Anto juga menambahkan bahwa ulah pegiat Medsos ini tidak bisa dibiarkan dan harus ditindak agar tidak semakin meraja Lela, dan mencegah munculnya pegiat Medsos baru dengan pola yang sama.
“Ini tidak bisa dibiarkan, harus dilaporkan supaya ada efek jera, mereka harus paham kode etik jurnalis supaya tidak bermunculan akun-akun sosmed baru yang kerjanya comot berita sana sini, kita yang dirugikan,” bebernya.
Sementara itu pimpinan Redaksi timurkota.com, Herman Kurniawan mengatakan, dirinya merasa sangat dirugikan atas kejadian ini, karena semua karya jurnalistiknya di copy oleh beberapa penggiat media sosial kemudian di lempar ke sosmed masing masing sehingga jumlah pembaca medianya menurun drastis.
“Yang paling saya sesalkan, bahwa pegiat media sosial ini dengan seenaknya mengambil karya jurnalistik saya tanpa meminta izin sebelumnya,”
Baru semua isi berita itu dicopy mentah mentah sehingga publik, tidak lagi mengklik medianya teman-teman karena semua informasi yang dibutuhkan masyarakat sudah tersampaikan melalui postingan di medsos tersebut,” katanya.
Masih kata Herman, bahwa pemilik media sosial ini bahkan ada yang nekat melakukan konfirmasi langsung ke sumber dengan mengatasnamakan media padahal dia bukan Jurnalis.
“Saya pernah dapatkan pemilik medsos ini melakukan konfirmasi ke sumber tersebut, dan kebetulan saya bersama sumber ini, padahal mereka tidak boleh konfirmasi karena bukan wartawan,” pungkasnya. (WRD)