SULTRAKITA. COM, KENDARI – Komando Strategis Pertanian (Kostratani), Itjen Inspektorat I Kementan selaku tim supervisi dan pendampingan pelaksanaan program Kegiatan Utama Kementerian Pertanian (Kementan) lakukan pendampingan Program Utama di Kabupaten Konawe Utara, Kab Konawe serta Kota Kendari, (14/6/2021).
Meski ditengah pandemi covid-19, Kementerian Pertanian (Kementan RI) tetap menunjukkan keseriusan dalam menindaklanjuti program-program utamanya. Ini terbukti dengan kehadiran sejumlah personel tim dari Inspektorat 1 Itjen Kementan RI untuk mengawal program utama Kementan RI yakni Kostratani.
Kostratani termasuk dalam Program Utama Kementan diantara 10 program Kementan lainnya. Pada pelaksanaan pendampingan ini turut serta mendampingi tim diantaranya PJ Provinsi yaitu Kostrawil diwakili oleh BPTP Sulawesi Tenggara, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, PJ Kabupaten yaitu Kostrada, dan Kostratani ditingkat kecamatan.
Pendampingan ini merupakan salah satu upaya untuk mengukur sampai sejauh mana kesiapan BPP dalam menjalankan program utama kementan, yaitu penguasaan aplikasi Laporan Utama, sinkronisasi data serta menggali berbagai permasalah dihadapi BPP yang merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di Kecamatan.
Pada kesempatan ini, tim lakukan koordinasi dengan menghadirkan seluruh Koordinator BPP dan Admin data di tiga Kabupaten/Kota (Konawe Utara, Konawe, dan Kota Kendari). Dalam sambutan dan arahannya Maulana Depila, SE, M.Si menyampaikan, tujuan Kostratani secara sederhana adalah membuat petani Indonesia menjadi kaya dengan koordinasi mulai dari kecamatan hingga ke pusat.
” Peningkatan kualitas pertanian Indonesia di berbagai bidang melalui Program Kostratani dari tingkat kecamatan, diharapkan akan berpengaruh pada peningkatan produksi sebagai pemenuhan kebutuhan pangan strategis bagi masyarakat Indonesia, ” urainya.
Sementara itu, Piter Simanjuntak salah satu tim Itjen Inspektorat I menjelaskan,
pihaknya terus mengawal program-program utama Kementerian Pertanian khususnya pada Kab/Kota binaan. Kostratani juga berfungsi sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, yang didalamnya menjadi pusat data dan informasi.
” Dalam urusan ini, peran penyuluh di BPP sangat penting oleh karena itu kita berharap kemampuan dan pengetahuan penyuluhan turut ditingkatkan, ” tutupnya.
Mendukung pelaksanaan pendampingan, tidak luput dari peran BPTP Sultra dan Dinas terkait, dalam arahannya Dr. Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si selaku perwakilan dari BPTP Sultra menyampaikan, perlu adanya usaha pemberdayaan penyuluh pertanian pada tingkat BPP, diantaranya dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan pertanian, terutama pelatihan didalam pemanfaatan Teknologi Informasi.
” Karena penguasaan teknologi merupakan satu dari banyak faktor, yang akan turut mempengaruhi proses aktivitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan perannya, ” urainya.
Sambungnya, selama kegiatan pendampingan turut serta mendampingi tim Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sulawesi Tenggara. Diwakili Kabid Penyuluhan Pertanian dan Kasie Kelembagaan Penyuluhan, Kepala Dinas Pertanian Kab. Konawe Utara, Kepala Dinas Pertanian Kab. Konawe dan Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari.
” Selain mengunjungi BPP di Kabupaten, tim juga mengunjungi lokasi panen padi di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara dan demplot pertanaman padi Inpari Nutrizink yang ada di Kecamatan Amonggedo binaan dari BPTP Sultra, ” terangnya.
Muslimin salah satu Korluh di Kabupaten Konawe mengatakan, pengawalan dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Kostratani diharapkan dapat memberikan motivasi kepada penyuluh/[etani untuk menerapkan teknologi dalam budidaya tanaman pangan.
” Kita harapkan dengan peningkatan produksi pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan petani,” pungkasnya.
Kegiatan diakhiri dengan sinkronisasi data pada laporan utama kementan dengan data real pada kondisi di lapangan yang langsung dipandu oleh tim inspektorat I dan Admin data dari BPTP Sultra.
Kurangnya petugas Admin IT yang paham aplikasi dan komputer menjadi salah satu penghambat dalam entry data Laporan utama Kementan yang menjadi catatan besar pada pertemuan ini. Harapan ke depan akan sering diadakan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh Kementan bagi penyuluh terutama dalam penguatan IT dalam pengembangan pengembangan pertanian. (IKL)