SULTRAKITA.COM, KOLAKA – Makmur Wahid, seorang pedagang suku cadang kendaraan roda empat di kelurahan Anaiwoi, merasa sangat bahagia ketika tim pemantauan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ANTAM UBPN Kolaka mengunjunginya pada hari Rabu (14/6/2023).
Makmur Wahid, seorang pedagang sparepart kendaraan roda empat di kelurahan Anaiwoi, merasa sangat bahagia ketika tim monitoring Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ANTAM UBPN Kolaka menyambanginya pada hari Rabu (14/6/2023).
Makmur Wahid memulai usahanya sebagai penjual suku cadang mobil pada tahun 2013 di sebuah kios kontrakan di pasar Anaiwoi, Tanggetada. Pada saat itu, ia belum memiliki modal yang cukup untuk menjadi seorang pengusaha perdagangan suku cadang kendaraan roda empat.
Dengan mengandalkan jaringan pertemanan, Makmur berhasil meyakinkan pemilik toko suku cadang mobil di Kolaka untuk menitipkan barang dagangan mereka di tokonya. Dalam waktu tiga bulan, ia juga memulai usaha jual beli telepon seluler dan aksesorisnya yang menggiurkan pada saat itu.
Makmur telah memiliki pengalaman dalam dunia jual-beli telepon seluler sejak bekerja di toko penjualan handphone milik kakaknya di pasar Dawi-dawi, kecamatan Pomalaa. Namun, untuk memulai usaha tersebut, ia menghadapi kendala keuangan yang tidak mencukupi.
Dengan keberanian dan tekad yang kuat, Makmur mengajukan pinjaman modal usaha melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang disediakan oleh PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka. Pinjaman sebesar Rp15 juta disetujui dan menjadi modal awal untuk mengembangkan usahanya.
Dengan modal tersebut, Makmur membeli telepon seluler merek China dan menjualnya kepada masyarakat. Usahanya terus berkembang dari tahun ke tahun, dan dalam sembilan tahun, ia berhasil mengumpulkan modal usaha yang besar dan membeli sebidang tanah di jalan Poros Kolaka-Bombana sebagai lokasi rumah tokonya saat ini.
Pada tahun 2022, Makmur memutuskan untuk fokus pada penjualan suku cadang mobil dan meninggalkan usaha jual beli telepon seluler karena persaingan yang semakin tinggi di bidang tersebut. Namun, ia masih menghadapi kendala modal usaha, sehingga kembali mengajukan pinjaman melalui PKBL ANTAM UBPN Kolaka.
Pinjaman tahap kedua sebesar Rp100 juta disetujui untuk membantu menguatkan modal dalam membeli bahan-bahan yang akan dijual. Makmur selalu membayar pelunasan angsuran tepat waktu, yang menjadi modal besar baginya untuk mendapatkan pinjaman dengan nilai yang lebih besar.
Makmur menganggap menjadi mitra binaan ANTAM sebagai berkah yang berharga. Program PKBL ANTAM memberikan pinjaman tanpa bunga dan kemudahan proses pencairan serta pembayaran pinjaman. Para mitra binaan juga mendapatkan pelatihan dan kesempatan untuk mengikuti pameran hasil produksi usaha.
Sepuluh tahun berjalan, usaha Makmur memberikan pencapaian terbaik. Ia memiliki kondisi usaha yang stabil, kendaraan pribadi, dan nilai tabungan yang fantastis. Makmur Wahid merupakan contoh sukses pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi mitra binaan ANTAM UBPN Kolaka.