SULTRAKITA.COM, JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) terus mengantisipasi gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya. Karena itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bergerak cepat dengan terus menambah kehadiran Kampung Siaga Bencana (KSB) dan lumbung sosial di berbagai daerah merah atau rawan.
Daerah yang tergolong paling rawan bencana adalah Provinsi Jawa Barat, salah satunya, Kabupaten Sumedang. Sebab, topografi perbukitan di sana berisiko terjadinya tanah longsor.
Kemensos mengantisipasi kekhawatiran akan datangnya longsor dengan membentuk KSB di Sumedang pada dua Kecamatan, yakni Tanjungkerja dan Cimanggu.
Tujuan dibentuk KSB adalah melatih kesiapsiagaan masyarakat dari ancaman bencana dengan menyelenggarakan kegiatan berbasis masyarakat. Misalnya, memberikan pembekalan tata cara mengevakuasi, pendirian selter, pertolongan pertama, dan penyiapan lumbung sosial.
KSB juga bisa memetakan sumber daya alam, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur yang dapat digunakan sebagai pendukung.
Tahun lalu di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, terjadi tanah longsor.
Saat itu, masyarakat tidak siap menghadapi bencana yang datang dengan sangat tiba-tiba sehingga menimbulkan 16 korban jiwa dan puluhan lain mengalami luka-luka. Mensos meninjau lokasi pada Minggu (10/1) tahun lalu dengan membawa bantuan dan memerintahkan segera mendirikan KSB.
Tujuannya, masyarakat bisa melakukan mitigasi bencana dan memiliki kesigapsiagaan.
Hingga saat ini, dengan adanya KSB, warga setempat siap ketika bencana alam datang, termasuk tanah longsor. Berdasarkan data Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (Dit PKSBA) hingga Desember 2021, KSB sudah tersebar di 34 provinsi dengan total 854 lokasi.
KSB terbanyak berada di Jawa Barat, yakni 99 lokasi. Untuk mendukung penanganan bencana alam tersebut, Mensos menginstruksikan semua jajaran Kemensos untuk mendirikan lumbung sosial di titik-titik rawan bencana.
Pihaknya berkolaborasi dengan pemda dan para pemangku kepentingan lain. (mrk/jpnn)