SULTRAKITA.COM, Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk membukukan EBITDA sebesar AS$477,0 juta pada tahun 2022, hal tersebut didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi pada tahun 2022 adalah 35% lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu.
Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale mengatakan, harga yang lebih tinggi tersebut membawa dampak positif bagi kinerja keuangan perseroan, namun demikian, dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada tahun 2022, Perseroan masih mampu mempertahankan biaya tunai dikisaran AS$11.000 per ton.
“Grup mencatat penjualan sebesar AS$1.179,4 juta pada tahun 2022, 24% lebih tinggi dari penjualan yang tercatat pada tahun 2021 sebesar AS$953,2 juta disebabkan oleh harga realisasi rata-rata yang lebih tinggi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah AS$19.348 per ton, lebih tinggi dari level tahun 2021 sebesar AS$14.309 per ton. Beban pokok pendapatan Grup pada tahun 2022 sebesar AS$865,9 juta, meningkat 23% dari AS$704,3 juta pada tahun 2021. Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.
Pada tahun 2022 PT Vale pada memproduksi sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte, 8% lebih rendah dari produksi tahun 2021, penurunan tersebut disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek Pembangunan Kembali Tanur 4.
“Berhubung proyek telah selesai, kami optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada tahun 2023,” kata Febri.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi, pihaknya tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama perseroan, yakni keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita.
“Terlepas dari produksi yang lebih rendah, saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh karyawan di Perusahaan kami,” ujar Febri.
Febri menguraikan, kas dan setara kas Grup pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar AS$634,0 juta dan AS$508,3 juta karena Grup menerima Pendapatan yang lebih tinggi pada tahun 2022. PT Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.
“PT Vale mengeluarkan sekitar AS$218,8 juta untuk belanja modal pada tahun 2022, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada tahun 2021 sebesar AS$180,7 juta terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada tahun 2022. Pengeluaran utama kami adalah untuk proyek Pembangunan Kembali Tanur 4,” katanya. (*)