SULTRAKITA.COM, WATAMPONE — Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Bone membahas peran Mahasiswa dalam Pemilu 2024, di Bunir Cafe Watampone, Rabu (27/12).
Acara yang dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Deklarasi Damai ini dihadiri ratusan peserta perwakilan Mahasiswa dari berbagai Universitas di Kabupaten Bone, serta sejumlah anggota Sapma PP.
Menghadirkan Narasumber dari Pegiat Demokrasi Geerhand, Akademisi Ismail Aris dan Koordinator Divisi Hukum Bawaslu Bone, Rohzali Putra Badaruddin.
Ketua Sapma PP Bone Taufiqurahman menyampaikan, kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Sapma PP untuk menggandeng seluruh lembaga kemahasiswaan baik internal maupun eksternal kampus.
Untuk berkomitmen bersama-sama menghadapi Pemilu tahun 2024, agar tetap berjalan damai, aman, serta demokratis.
Juga sebagai bentuk representatif Sapma sebagai salah satu organisasi kepemudaan yang ada di kabupaten Bone, yang mendukung terselenggaranya pemilu 2024 dengan damai.
“Peran mahasiswa sangat sentral karena mahasiswa adalah kelompok lntelektual, tentunya mahasiswa mesti merepresentatifkan diri sebagai kelompok yang tidak mudah digiring opininya, serta dipengaruhi berbagai penyebaran informasi yang tidak benar,” kata Taufiqurahman.
Senada dengan itu, Pegiat Demokrasi, Gerhand, mengingatkan Mahasiswa untuk tidak membiarkan Pemilu 2024 dipenuhi ujaran kebencian, mengingat pengalaman Pemilu tahun 2019.
Dimana Hoaks yang masih merajalela di media sosial, sehingga harus menjadi perhatian bersama, dengan penekanan peran Mahasiswa yang edukatif untuk menyaring berita.
“Dalam konteks penyelenggaraan pemilu, peran KPU, Bawaslu, dan DKPP diakui, namun dengan keterbatasan mereka, partisipasi aktif mahasiswa dalam melaporkan pelanggaran pemilu sangat diharapkan. Sebuah langkah proaktif menuju pemilu yang transparan dan damai,” ujarnya.
Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Pemilu Bawaslu Bone, Rohzali Putra Badaruddin menjelaskan, bahwa menciptakan Pemilu yang berintegritas bukan hanya tugas penyelenggara, tetapi merupakan tanggung jawab bersama.
Karena itu, Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pemilu, serta memastikan bahwa setiap pelanggaran dapat diantisipasi dan diatasi untuk menciptakan Pemilu yang berintegritas dan demokratis.
“Orientasi kita seharusnya bagaimana menciptakan pemilu yang damai dan berintegritas,” singkatnya. (WRD)