SULTRAKITA.COM, WATAMPONE — Dalam upaya percepatan penurunan stunting tahun 2024 Pemerintah kebupaten Bone melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melaksanakan Rembuk Stunting.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung PKK, Jl. Andi Mappanyukki, Kota Watampone, Senin (25/3).
Dalam Rembuk Stunting ini panitia mengganjar penghargaan kepada Kecamatan Kajuara sebagai kecamatan zero Stunting dua tahun berturut-turut. Penghargaan juga diberikan pada Puskesmas Kajuara sebagai intervensi gizi di posyandu terbaik dua tahun berturut-turut.
Kepala UPT Bontocani-Kahu juga mendapat penghargaan sebagai UPT pencegahan keluarga beresiko terbaik dua tahun berturut-turut. Terakhir penghargaan diberikan kepada kepala desa Samrego kecamatan Kahu sebagai desa besar penduduknya yang zero Stunting dua tahun berturut-turut.
Sementara itu masih di tingkat kecamatan, keluarga beresiko stunting terbanyak adalah di Kecamatan Tanete Riattang, Ajangale, Sibulue .
Kegiatan yang dipimpin oleh PJ Sekda Bone, Andi Muhammad Guntur ini dihadiri perwakilan Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Perangkat Daerah Bone, Perguruan tinggi, pers, LSM, serta para stakeholder terkait.
Dalam sambutannya, Andi Muhammad Guntur menuturkan penurunan stunting menjadi program nasional yang harus menjadi atensi pemerintah daerah.
“Oleh karena itu, kami berharap seluruh stakeholder terutama kepala OPD terkait, Camat dan kepala desa untuk turun langsung melakukan intervensi melalui kegiatan di masing-masing wilayah”.
Dengan adanya kerja kolaborasi dan sinergitas, Andi Muhammad Guntur optimis bisa mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024.
Sementara itu, perwakilan Bappelitbangda provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh A. Ilham Juliawan memaparkan tentang kebijakan pemerintah Gubernur Sulawesi Selatan dalam percepatan penurunan stunting sesuai RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan.
Kemudian Kepala Bappeda Bone Dr Ade Fariw Ashar memaparkan materinya terkait kebijakan Pemerintah Kabupaten Bone dalam menggerakkan OPD, Kecamatan, dan desa/kelurahan dalam Percepatan Penurunan stunting.
Narasumber berikutnya adalah drg. M. Yusuf sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bone menyampaikan tentang penyebab-penyebab terjadinya stunting karena tingginya perokok yang serumah dengan balita dan juga kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dan balita.
Narasumber terakhir adalah Kepala Dinas PPKB Kabupaten Bone memaparkan keluarga beresiko Stunting yang banyak dipengaruhi oleh perilaku hidup orangtua anak. Kadis PPKB menuturkan bahwa Kabupaten Bone merupakan Kabupaten terendah keluarga beresikonya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Kabupaten Bone merupakan keluarga beresiko Stunting Terendah Persentasenya di Sulsel sebesar 15%.
Terakhir, perwakilan lintas sektor menanda tangani komitmen Percepatan Penurunan Stunting tahun rencana 2025. (WRD)