SULTRAKITA.COM, KOLAKA – PT Vale Indonesia akan terus berkomitmen melaksanakan tata kelola dan praktik operasional yang baik. Komitmen perusahaan terhadap environment, social dan governance (ESG) dengan pemenuhan prinsip ICMM (International Council on Mining and Metals). Hal tersebut diungkapkan CEO PT Vale Febriany Eddy saat Diskusi Media yang dilaksanakan secara daring, Selasa (21/6/2022)
ESG merupakan prinsip dan standar pengelolaan bisnis dan perusahaan yang mengikuti kriteria-kriteria tertentu agar berdampak positif bagi lingkungan, sosial-kemasyarakatan dan tata kelola usaha.
“ESG sangat prinsip yang harus disepakati oleh perusahaan yang akan bermitra dengan PT Vale untuk setiap project, termasuk project di Blok Pomalaa,” Kata Febriany Eddy.
Ia menjelaskan, kerjasama antara PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) untuk project Blok Pomalaa akan sangat berbeda. Project ini akan menepis tudingan yang selama ini menganggap bahwa perusahaan China terkadang tidak mempedulikan ESG.
“Visi kami untuk project Blok Pomalaa, akan menjadi project terbaik dunia,” katanya
Selain itu, menurut Febriany, Huayou memiliki pengalaman terkait konstruksi dan teknologi pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonite) atau High Pressure Acid Leach (HPAL), terbukti mereka telah menyelesaikan project HPAL IMIP di Morowali. Namun dirinya mengakui reputasi secara umum terhadap perusahaan China kurang bagus pada pengelolaan lingkungan dan sosial.
“Terkait reputasi tersebut saya bicarakan serius dengan pihak Huayou. Mereka menepis, jangan samakan semua perusahaan China,” ungkapnya
Lebih lanjut, Febriany menjelaskan, PT Vale dengan reputasi EHG yang baik selama 50 tahun, tak akan mungkin dikorbankan hanya untuk satu project.
“Jika kecepatan, efisiensi dan efektifitas Huayou dipadukan dengan standar pengelolaan lingkungan, sosial dan tata kelola Vale, akan menjadi sinergi yang luar biasa,” kata Febriany
Ia juga mengungkapkan, Huayou menawarkan target kapasitas produksi yang jauh lebih besar yaitu 120.000 metrik ton pertahun dengan kadar limonite yang lebih rendah sehingga lebih banyak mineral yang dapat diolah. PT Vale dan Huayou sepakat untuk berkerja sama dengan skema rendah karbon dan berkomitmen untuk sama sekali tidak menggunakan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik.
Febriany mengharapkan rekan-rekan media untuk mengawal dan turut mengawasi project di Blok Pomalaa.
“Jika ada hal-hal yang dianggap tidak sesuai terkait penambangan dan pengelolaan lingkungan, sosial dan tata kelola PT Vale, mohon kami diberitahu,” pintanya.
Turut hadir dalam diskusi media Vice President PT Vale Indonesia Adriansyah Chaniago, Direktur Keuangan Bernardus Irmanto dan Head of Communications Bayu Aji sebagai moderator. (bak)